Bismillahirrohmanirrohim.
Kupu-kupu hinggap dibunga
Tidak lupa menghisap madu
Dengan senyum manis kumenyapa
Assalamu'alaikum sahabatku...
Alhamdulillaahi robbil 'alamin.
Wabihiinasta'iinu 'alaa umuriddun yaa waddiin, washolaatu wassalaamu 'alaa asrofil mursaliin, wa 'alaa alihi washohbihii ajma'iin. 'amma ba'du.
Sahabat UNO yang di cintai oleh Allah.. (aamiin)
Sebelumnya marilah kita panjatkan segala puji dan
syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kita menjadi orang-orang yang bersyukur.
Sholawat serta salam kita tujukan kepada junjungan kita nabiMuhammadSAW,
sebagai pembawa wahyu Ilahi, agar kita senantiasa berada pada jalan yang benar
dan dijauhkan dari api neraka.
Sahabat UNO yang dirahmati oleh Allah. .. Apakah ada diantara kalian yang
masih merasa tidak bersyukur atas nikmat Allah ?? Apakah ada diantara kalian
yang masih menganggap Allah tak adil ??
Jika ada,, SINGKIRKAN karena sungguh nikmat Allah memang merupakan nikmat yang sangat luar biasa ... Sahabat ketika saya
membaca Surah Ar-Rahman sungguh hati ini bergetaarrr rrassanya. Dalam Surah
Ar-Rahman Allah Yang Maha Pemurah bertanya kepada kita sebanyak 31
kali 31 kali Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi
ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)
yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah yang
diberikan kepada manusia. Berulang, Allah memberi peringatan kepada kita; maka
nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Melalui surat ini Allah seolah memberi sinyal kepada kita akan sifat kita
yang pelupa, kufur nikmat, dan tidak
mau berfikir. Ya, tiga hal itu yang ada dibenak saya (semoga Allah
mengampuni kesalahanku) ketika ayat demi ayat dibaca.
PELUPA; manusia adalah mahluk yang pelupa
Manusia dalam Al Qur'an di tulis dalam beberapa istilah, yakni al-insaan,
an-naas, al-basyar, dan banii Aadam. Manusia disebut al-insaan karena dia
sering menjadi pelupa sehingga diperlukan teguran dan peringatan. Sedangkan
kata an-naas digunakan untuk menunjukan sekelompok manusia baik dalam arti
jenis atau sekelompok tertentu. Al-basyar, karena manusia cenderung perasa dan
emosional, dan banii Aadam karena dia menunjukkan pada asal-usul yang bermula
dari nabi Adam.
setidaknya ada dua hal yang seringkali dengan mudah dilupakan manusia, dan
barulah dia teringat dan menyadari apa yang telah dilupakan itu, ketika berada
dalam kondisi sulit, susah dan membahayakan.
Pertama, manusia dengan mudah dan gampang melupakan Allah swt. dan baru
ingat kembali kepada-Nya, ketika manusia menghadapi kondisi sulit, susah dan
membahayakan. Begitulah yang disebutkan Allah dalam surat Yunus [10]: 12
Artinya: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdo`a kepada Kami dalam
keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu
daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak
pernah berdo`a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.
Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu
mereka kerjakan.”
Begitu juga dalam surat Fushshilat [41]: 50
Artinya: “Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami
sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: "Ini adalah hakku,
dan aku tidak yakin bahwa hari kiamat itu akan datang…”
Kita adalah mahluk pelupa, dan Allah mengingatkan kita berulang-ulang
... maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
KUFUR NIKMAT
Disetiap tarikan nafas yang kita hirup, disetiap bergantinya siang malam,
di setiap detak jantung, ada nikmat Allah yang kita sering lupakan. Ya, nikmat
Allah yang sering lupa untuk kita syukuri. Dan ketika musibah (baca:ujian)
diberikan pada kita, kita juga lupa bahwa itu sebagian nikmat yang Allah beri.
Lalu kitapun hanya bisa mencaci maki, mengupat, bahkan merasa Allah tidak adil.
Masya Allah...
di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang.
QS. ar-Rahman (55) : 11
Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya.
QS. ar-Rahman (55) : 12
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
QS. ar-Rahman (55) : 13
Bentuk rasa syukur seharusnya menambah keimanan kita; mematuhi segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Beribadah kepada Allah, dan
menjauhkan diri dari maksiat. Celakalah orang yang kufur nikmat, dan
berbahagialah orang yang bisa mensyukuri nikmat. Karena ketika ia bersyukur,
Allah menambahkan nikmat-Nya.
"la in syakartum laa adziidanakum wa la'in kafartum inna azabi
lasyadid"
artinya "sesungguhnya jika (kamu) bersyukur pasti kami akan
menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU) maka
sesungguhnya azab-KU akan sangat pedih". (QS. Ibrahim ayat 7)
maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
BERFIKIR
Melalui surat ini Allah hendak memancing manusia agar berpikir tentang
segala nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia.
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
QS. ar-Rahman (55) : 19
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.
QS. ar-Rahman (55) : 20
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
QS. ar-Rahman (55) : 21
Pernahkan kita berfikir? Mungkin, kebanyakan kita hanya mengikuti apa yang
sudah diwariskan oleh orang-orang tua kita. Dan agama yang Islam yang kita
pegang pun hanyalah "warisan" yang kita teruskan. Tanpa kita mau
berfikir, untuk merenung lebih dalam dan menambah keimanan kita.
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38:
29).
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan tentang mereka yang berpikir secara
sadar, kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran yang
menjadikan mereka takut kepada Allah. Sebaliknya, Allah juga menyatakan bahwa
orang-orang yang mengikuti para pendahulu mereka secara taklid buta tanpa
berpikir, ataupun hanya sekedar mengikuti kebiasaan yang ada, berada dalam
kekeliruan. Ketika ditanya, para pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan
menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman
kepada Allah. Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan
aktifitas hidup tanpa disertai rasa takut kepada Allah.
maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Keutamaan Surat Ar Rahman
1. Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, Allah akan menyayangi kelemahannya
dan meridhai nikmat yang dikaruniakan padanya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn
5/187).
2. Imam Ja’far Ash-shadiq
(sa) berkata: “Barangsiapa yang membaca surat Ar-Rahman, dan ketika membaca
kalimat ‘Fabiayyi âlâi Rabbikumâ tukadzdzibân’, ia mengucapkan: Lâ bisyay-in
min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku
dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia mati, maka
matinya seperti matinya orang yang syahid; jika membacanya di siang hari
kemudian mati, maka matinya seperti matinya orang yang syahid.” (Tsawabul
A’mal, hlm 117).
3. Imam Ja’far
Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jangan tinggalkan membaca
surat Ar-Rahman, bangunlah malam bersamanya, surat ini tidak menentramkan hati
orang-orang munafik, kamu akan menjumpai Tuhannya bersamanya pada hari kiamat,
wujudnya seperti wujud manusia yang paling indah, dan baunya paling harum. Pada
hari kiamat tidak ada seorangpun yang berdiri di hadapan Allah yang lebih dekat
dengan-Nya daripadanya.
Pada saat itu Allah berfirman padanya: Siapakah orang yang sering bangun
malam bersamamu saat di dunia dan tekun membacamu. Ia menjawab: Ya Rabbi, fulan
bin fulan, lalu wajah mereka menjadi putih, dan ia berkata kepada mereka:
Berilah syafaat orang-orang yang mencintai kalian, kemudian mereka memberi
syafaat sampai yang terakhir dan tidak ada seorang pun yang tertinggal dari
orang-orang yang berhak menerima syafaat mereka. Lalu ia berkata kepada mereka:
Masuklah kalian ke surga, dan tinggallah di dalamnya sebagaimana yang kalian
inginkan.” (Tsawabul A’mal, hlm 117).
maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Malam lepas Isya' ku buka Al Qur'an dan kubaca surat Ar Rahman. Tanpa
terasa, air mataku menetes. Satu ,,, demi satu ,,,,
maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Berikut ini adalah Surah Ar-Rahman(55)
Demikian yang dapat UNO sampaikan. Kebenaran hanya datang dari Allah,
sedangkan kesalahan semata-mata atas kekurangan dari diri saya pribadi.
Akhirul kalam, Wabillahitaufiq wal hidayah,
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar