twitter

Lencana Facebook

Sabtu, 20 April 2013

MAKALAH PENDIDIKAN BERDASARKAN SURAT AL-LUQMAN


MAKALAH
PENDIDIKAN  BERDASARKAN SURAT AL-LUQMAN




DISUSUN OLEH :
NAMA      : DESTIANA WAHYU PRATIWI
NIM           : I0112028         



FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2012
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah , atas segala limpahan rahmat dan karunia Allah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pendidikan Berdasarkan Surat Al-Luqman” . Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Agama Islam.
Makalah ini ditulis berdasarkan masalah yang dukaji secara individu yang berkaitan dengan tafsir Surat Luqman ayat 12 – 22  yang diambil dari Al-Qur’an , Al Hadist , buku  serta sumber-sumber lain yang relevan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini , serta teman-teman mahasiswa yang telah mendukung sehingga diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya , Penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam pengetahuan agama Islam  khususnya yang berkaitan dengan tafsir Surat Luqman ayat 12-22.

                                                                                    Surakarta . 8 November 2012

                                                                                                Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan atau “homo educandum “. Manusia dipandang sebagai homo educandum yaitu makhluk yang harus dididik, oleh karena menurut aspek ini nanusia dikategorikan sebagai “animal educabil ” yang sebangsa binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang selain manusia hanya dapat dilakukan dressur (latihan) sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis (tidak berubah).( Hafiz JM : 2012 )
Perlunya manusia untuk dididik menurut Hasan Langgulung terlebih dahulu harus dilihat dari dua segi aspek pendidikan sebagai berikut:
“Pertama dari segi pandangan masyarakat dan kedua dari segi pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat itu tetap berkelanjutan. Atau dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara”.
Dari segi pandangan individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Seperti potensi akal, potensi berbahasa, potensi agama dan sebagainya. Potensi-potensi tersebut harus diusahakan dan dikembangkan agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Dilihat dari kedua sudut pandangan tersebut di atas, maka manusia perlu sekali diberi pendidikan, karena tanpa pendidikan pewarisan kebudayaan dan pengembangan potensi manusia tak dapat dilakukan dengan sepenuhnya.
Di dalam kitab suci Al-qur’an manusia disebut sebagai ahsanu taqwim, yang berarti           sebaik-baik bentuk, dan diantara makhluk Tuhan memang manusialah yang paling baik kejadiannya. Terutama yang paling penting bagi manusia yang membedakannya dengan binatang adalah bahwa manusia mempunyai akal.
Dengan akal yang ada padanya ini manusia berusaha berjuang dan bekerja keras untuk memperbaiki kehidupannya.

B.     PERUMUSAN MASALAH
Mengacu pada latar belakang maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah :
1.      Bagaimana arti surat Al Luqman ayat 13 ?
2.      Bagaimana Azbabun Nuzul Surat Al- Luqman ayat 13 ?
3.      Bagaimana arti surat Al Luqman ayat 14 ?
4.      Bagaimana Azbabun Nuzul Surat Al- Luqman ayat 14 ?
5.      Bagaimana Tafsir Surat Al-Luqman ayat 13-14 ?
6.      Nilai apa sajakah yang terkandung dalam pancasila?

C.    TUJUAN PENULISAN
1.      Bagi penulis : untuk meningkatkan kemampuan menulis.
2.      Bagi pembaca : meningkatkan pengetahuan azbabun nuzul dan tafsir tentang surat Al-Luqman ayat 13-14 .





BAB II
PEMBAHASAN

A.     SURAT AL-LUQMAN AYAT 13 :
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi nasehat kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
 kezaliman yang besar.”
Surat Al Luqman adalah termasuk surat Makkiyah, terdiri dari 34 ayat, surat ini diturunkan setelah surat Ash – Shaffat.
Luqman adalah seorang yang Sholeh dan memiliki akhlaq yang mulia, yaitu akhlaq yang berbasiskan kepada keimanan yang kokoh. Namanya diabadikan oleh Allah dalam salah satu surat di dalam Al Qur an, yakni surat ke 31. Sehingga di dalam surat ini Allah memberikan pelajaran kepada kita akan kesholehan Luqman dalam memberikan nasehat kepada anaknya, yakni nasehat yang mengandung unsur “keilmuan” yang mendalam, “keihklasan” yang suci dan “kecintaan”yang tinggi.
Luqman bernama lengkap 'Luqman Bin Anqa' Bin Sadun" Anak yang dinasehati bernama Taran, mereka penduduk biasa dari Habasyah ( Ethiopia ). Dalam sebuat kitab tafsir diceritakan bahwa Luqman adalah seorang budak, ciri-ciri tubuhnya sama seperti orang Ethiopia lainya yang kebanyakan berkulit hitam legam dan berbibir tebal. Tetapi Allah tak pernah melihat dari bentuk fisik . Hati Luqman memancarkan cahaya iman dan keagungan seorang manusia. Kejernihan hidup tergambar dibalik rendah martabatnya sebagai budak. Sebenarnya nasehat Luqman yang terdapat dalam Al Qur'an itu hanyalah nasehat kepada anaknya sendiri. Tetapi Allah mengabadikan dalam Al Qur'an agar setiap umat belajar dari apa yang dilakukan Luqman. Karena nasehat pada anak adalah sangat penting untuk membentuk karakter dan perwatakan sebagai bekal kehidupan kelak.
Anak adalah amanah titipan Allah, sudah selayaknya hanya kita didik sesuai ketentuan dari yang menitipkannya yaitu Allah SWT. Oleh karena itu penting bagi kita mempelajari apa yang Allah mau bukan sekedar apa yang kita mau. Anak yang sholeh adalah permata dan cahaya mata bagi orang tuanya di dunia dan akherat.
 Kewajiban kita kepada keluarga kita; ayah, ibu, suami, istri dan anak-anak dan kerabat:
 "Hai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...." (QS At Tahrim:6). Maka marilah kita saling menasehati dalam kebaikan.

B.      ASBABUN NUZUL SURAT AL-LUQMAN AYAT 13
Ketika ayat ke-82 dari surat Al-An’am diturunkan,para sahabat merasa keberatan. Maka mereka datang menghadap Rasulullah SAW,seraya berkata “ Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang dapat membersihkan keimanannya dari perbuatan zalim ?”.Jawab beliau “ Bukan begitu,bukanlah kamu telah mendengarkan wasiat Lukman Hakim kepada anaknya : Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.
Allah menjelaskan bahwa luqman telah diberi hikmat, karena itu luqman bersyukur kepada Tuhannya atas semua nikmat yang telah dilimpahkan Nya kepada dirinya.Allah SWT mewasiatkan kepada mereka supaya memperlakukan orang-orang tua mereka dengan cara yang baik dan selalu memelihara hak-haknya sebagai orang tua. Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu merupakan kezaliman yang besar.Imam bukhori telah meriwayatkan sebuah hadist yang bersumber dari Ibnu Mas’ud ,Ia telah menceritakan, bahwa ketika ayat ini diturunkan ,yaitu firmannya :
            Surat Al-Luqman ayat 13 di pandang dari segi pendidikan bagi peserta didik ;
-          Mengajarkan pada peserta didik untuk tidak menyekutukan Allah, Walaupun seandainya perintah menyekutukan Allah datang dari orang tua (ibu dan bapak), maka perintah tersebut tetap harus ditolak.
-           Kewajiban bagi peserta didik untuk berbakti kepada ibu bapaknya dengan cara berlaku santun dan lemah lembut.
-          Mengajarkan peserta didik untuk selalu menjalankan perbuatan amar ma’ruf dan nahi munkar.
-          Mengajarkan peserta didik untuk menjalankan hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama.

C.      Surat Al-Luqman ayat 14 :

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada semua manusia (supaya berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dengan lemah dan bertambah lemah dan (kemudian) menyapihkannya dalam (usia) dua tahun; Oleh karena itu hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu; Kepada-Kulah tempat kembali”.


D.     Asbabun Nuzul Al-Luqman ayat 14 :

Al- Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya, dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Ia berkata: Aku adalah seseorang pria yang amat mencintai ibuku. Tetapi setelah aku masuk Islam, ibuku itu berkata kepadaku: Hai sa’ad! Agama apa ini, kulihat engkau mengada-ada. Tinggalkan agamamu ini atau aku akan mogok makan dan minum, sampai mati. Dengan begitu engkau akan tercemar lantaran aku, yaitu engkau akan dituduh sebagai pembunuh ibunya. Begitulah lalu aku berkata kepada ibuku: Hai Ibu! Jangan engkau kerjakan itu semua, tetapi aku juga tidak bakal meninggalkan agamaku ini selama-lamanya karena faktor apapun.
Ibuku nekad, sehari semalam sudah mulai tidak makan dan tidak minum. Pagi harinya sudah tampak sangat letih. Hari kedua dia tidak mau makan juga dan badannya sudah semakin bertambah letih. Hari ketigapun tidak mau makan dan badannya semakin bertambah letih.
Melihat keadaan yang demikian itu, aku kemudian berkata kepadanya: Hai Ibu! Ketahuilah, demi Allah! Seandainya engkau mempunyai seratus nyawa, lalu nyawa itu keluar satu persatu (dengan bertahap), namun aku tetap tidak akan mau meninggalkan agamaku ini, karena faktor apapun. Jika engkau sudi, makanlah dan jika engkau tidak sudi, jangan makan.
Melihat keteguhan Sa’ad yang demikian itu, akhirnya Ibunya mau makan. Lalu Allah menurunkan ayat “Dan jika kedua orang tuamu itu sungguh-sungguh memaksamu agar engkau menyekutukan aku

Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada orangtua, lebih-lebih kepada Ibu yang telah mengandung. Ayat ini tidak menyebut jasa Bapak, tetapi menekankan pada jasa Ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahan Ibu, berbeda dengan Bapak. Di sisi lain,,” peranana Bapak” dalam konteks kelahiran anak, lebih ringan dibanding dengan peranan Ibu. Betapapun peranan tidak sebesar peranan ibu dalam proses kelahiran anak, namun jasanya tidak diabaikan karena itu anak berkewajiban berdoa untuk ayahya, sebagai berdoa untuk ibunya. Karena begitu besar jasa Ibu, dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa: Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).
Karena itulah, setiap anak harus menyadari perjuangan dan susah payah orangtuanya. Di samping harus taat kepada ajaran agama, berbakti kepada kedua orang tua, juga harus berusah keras belajar dan menunut ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama, sehingga mereka bersama-sama kedua orang tuanya memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian di akhirat kelak.
Dalam surah lain pula disebutkan seperti surah al-Baqarah:83, an-Nisa:36, al-An’am:151, dan al-Isra’:23 membahas tentang perlunya berbakti kepada orang tua. Sedangkan surah Luqman menyampaikan pesan untuk berbkati kepada orangtua dalam bentuk perintah Allah.

E.     Tafsir

Ayat 13-14  merupakan nasihat Lukman kepada anaknya. Lukman melarang anaknya dari berbuat syirik, dia memberikan alasan atas larangan tersebut bahwa kemusyrikan itu adalah kazaliman. Pernyataan Lukman tentang hakikat ini di perkuat dengan dua tekanan. Pertama, mengawalinya dengan larangan berbuat syirik dan alasannya. Kedua, dengan huruf inna “sesungguhnya” dan huruf la “benar-benar”.
Nasihat seorang ayah kepada anaknya adalah bebas dari segala syubhat dan jauh dari segala prasangka. Sesungguhnya perkara tauhid dan larangan berbuat syirik merupakan perkara lama yang selalu di serukan oleh orang-orang yang di anugrahkan oleh Allah diantara manusia. Tidak ada kehendak lain di baliknya melainkan kebaikan semata-mata, dan sama sekali tidak menghendaki selain yang demikian. Inilah pengaruh jiwa yang di maksudkan dalam ayat di atas. “… Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lamah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun… “.
Ayat ini menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung dan dahsyat. Seorang ibu dengn tabiatnya harus menaggung beban yang amat berat dan lebih kompleks. Namun, luar biasa, ia tetap menganggungnya dengan senang hati dan cinta yang lebih dalam, lembut dan halus. Walapun satu tarikan nafas dalam proses kehamilan dan kelahirannya, tetap tidak dapat di balasoleh seorang anak. Pasalnya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah.
Dari sela-sela nuansa gambaran yang di liputi dengan kasih sayang itu, Al- Qur’an mengarahkan agar bersyukur kepada Allah sebagai pemberi nikmat yang pertama. Kemudian berterima kasih kepada kedua orang tua sebagai dua orang yang menjadi sarana nikmat itu pada urutan berikutnya. Al-Qur’an menggambarkan urutan kewajiban-kewajiban. Jadi, yang pertama bersyukur kepada Allah kemudian berterima kasih kepada orang tua.  “Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…”
Hingga bila orang tua menyentuh titik syirik ini, jatuhlah kewajiban taat kepadanya, dan ikatan aqidah harus mengalahkan dan mendominasi segala ikatan lainnya. Walaupun kedua orang tua telah mengeluarkan segala upaya, usaha, tenaga, pandangan yang memuaskan untuk menggoda anaknya agar menyukutukan Allah dimana ia tidak mengetahui tentang ketuhanannya (dan setiap yang disembah selain Allah pasti tidak memiliki sifat ketuhanan, karena itu camkanlah), maka pada saat itu anak diperintahkan agar jangan taat. Dan perintah itu berasal dari Allah sebagai pemilik hak pertama dalam ketaatan. Namun, perbedaan aqidah dan perintah dari Allah agar tidak taat kepada orang tua dalam perkara yang melanggar aqidah, tidaklah menjatuhkan hak kedua orang tua dalam bermuamalah dengan baik dan menjalin hubungan yang memuliakan mereka.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

·        Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan konsep pendidikan menurut Al-Qur’an diarahkan pada upaya menolong anak didik agar dapat melaksanakan fungsinya mengabdi kepada Allah. Seluruh potensi yang dimiliki seseorang yaitu potensi intelektual, jiwa dan jasmani harus di bina secara terpadu dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang tergambar dalam sosok manusia seutuhnya.
·           Dan mengajarkan seseorang untuk selalu menghormati kedua orang tua,menjalankan perbuatan amar ma’ruf dan nahi munkar,serta mengajarkan seseorang untuk menjalankan hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama.
·        Juga diterangakan agar seluruh manusia menghormati dan menghargai kedua orang tuanya karena ia yang telah berjuang membesarkan kita, tanpa ada kata penat dan lelah, yang ada hanyalah keinginan agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses dikehidupannya, dan berbakti pada yang maha kuasa.

B.   Kesimpulan

 Agar kita dapat menerapkan ajaran yang terdapat pada surat al-luqman dalam kehidupan sehari-hari, baik itu kepada Allah SWT, kedua orang tua, serta kepada manusia-manusia yang lain.




DAFTAR PUSTAKA

1.     Al-Quran dan terjemah,surat Al-Luqman ayat 13
2.     Al-Quran dan terjemah,surat Al-Luqman ayat 14



chat with me ...

Jika anda sudah memiliki account Facebook, Klik "Connect", Jika belum memiliki account Facebook, Klik "Sign Up"
Widget by: Facebook Develop by: aulia Thank's to: imanlinuxer