MAKALAH
PENDIDIKAN BERDASARKAN SURAT AL-LUQMAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : DESTIANA
WAHYU PRATIWI
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEBELAS
MARET
2012
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah
, atas segala limpahan rahmat dan karunia Allah kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pendidikan Berdasarkan Surat
Al-Luqman” . Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah
Agama Islam.
Makalah
ini ditulis berdasarkan masalah yang dukaji secara individu yang berkaitan
dengan tafsir Surat Luqman ayat 12 – 22 yang diambil dari Al-Qur’an , Al Hadist , buku
serta sumber-sumber lain yang relevan.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Agama Islam
atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini , serta teman-teman
mahasiswa yang telah mendukung sehingga diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan
baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya , Penulis berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan kontribusi
dalam pengetahuan agama Islam khususnya
yang berkaitan dengan tafsir Surat Luqman ayat 12-22.
Surakarta
. 8 November 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk yang memerlukan
pendidikan atau “homo educandum “. Manusia dipandang sebagai homo educandum
yaitu makhluk yang harus dididik, oleh karena menurut aspek ini nanusia
dikategorikan sebagai “animal educabil ” yang sebangsa binatang yang dapat
dididik, sedangkan binatang selain manusia hanya dapat dilakukan dressur
(latihan) sehingga dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis (tidak berubah).(
Hafiz JM : 2012 )
Perlunya manusia untuk dididik menurut
Hasan Langgulung terlebih dahulu harus dilihat dari dua segi aspek pendidikan
sebagai berikut:
“Pertama dari segi pandangan masyarakat
dan kedua dari segi pandangan individu. Dari segi pandangan masyarakat
pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda,
agar hidup masyarakat itu tetap berkelanjutan. Atau dengan kata lain,
masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke
generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap terpelihara”.
Dari segi pandangan individu, pendidikan
berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi. Seperti
potensi akal, potensi berbahasa, potensi agama dan sebagainya. Potensi-potensi
tersebut harus diusahakan dan dikembangkan agar dapat dipergunakan dengan
sebaik-baiknya.
Dilihat dari kedua sudut pandangan
tersebut di atas, maka manusia perlu sekali diberi pendidikan, karena tanpa
pendidikan pewarisan kebudayaan dan pengembangan potensi manusia tak dapat
dilakukan dengan sepenuhnya.
Di dalam kitab suci Al-qur’an manusia
disebut sebagai ahsanu taqwim, yang berarti
sebaik-baik bentuk, dan diantara makhluk Tuhan memang manusialah yang paling
baik kejadiannya. Terutama yang paling penting bagi manusia yang membedakannya
dengan binatang adalah bahwa manusia mempunyai akal.
Dengan
akal yang ada padanya ini manusia berusaha berjuang dan bekerja keras untuk
memperbaiki kehidupannya.
B.
PERUMUSAN
MASALAH
Mengacu pada
latar belakang maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah :
1.
Bagaimana arti surat Al
Luqman ayat 13 ?
2.
Bagaimana Azbabun Nuzul
Surat Al- Luqman ayat 13 ?
3.
Bagaimana arti surat Al
Luqman ayat 14 ?
4.
Bagaimana Azbabun Nuzul
Surat Al- Luqman ayat 14 ?
5.
Bagaimana Tafsir Surat
Al-Luqman ayat 13-14 ?
6.
Nilai apa sajakah yang
terkandung dalam pancasila?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Bagi penulis : untuk
meningkatkan kemampuan menulis.
2.
Bagi pembaca :
meningkatkan pengetahuan azbabun nuzul dan tafsir tentang surat Al-Luqman ayat
13-14 .
BAB
II
PEMBAHASAN
A. SURAT
AL-LUQMAN AYAT 13 :
Artinya
: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
nasehat kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.”
Surat Al Luqman adalah termasuk surat
Makkiyah, terdiri dari 34 ayat, surat ini diturunkan setelah surat Ash –
Shaffat.
Luqman adalah seorang yang Sholeh dan
memiliki akhlaq yang mulia, yaitu akhlaq yang berbasiskan kepada keimanan yang kokoh.
Namanya diabadikan oleh Allah dalam salah satu surat di dalam Al Qur an, yakni
surat ke 31. Sehingga di dalam surat ini Allah memberikan pelajaran kepada kita
akan kesholehan Luqman dalam memberikan nasehat kepada anaknya, yakni nasehat
yang mengandung unsur “keilmuan” yang mendalam, “keihklasan” yang suci dan
“kecintaan”yang tinggi.
Luqman bernama lengkap 'Luqman Bin Anqa'
Bin Sadun" Anak yang dinasehati bernama Taran, mereka penduduk biasa dari
Habasyah ( Ethiopia ). Dalam sebuat kitab tafsir diceritakan bahwa Luqman
adalah seorang budak, ciri-ciri tubuhnya sama seperti orang Ethiopia lainya
yang kebanyakan berkulit hitam legam dan berbibir tebal. Tetapi Allah tak
pernah melihat dari bentuk fisik . Hati Luqman memancarkan cahaya iman dan
keagungan seorang manusia. Kejernihan hidup tergambar dibalik rendah
martabatnya sebagai budak. Sebenarnya nasehat Luqman yang terdapat dalam Al
Qur'an itu hanyalah nasehat kepada anaknya sendiri. Tetapi Allah mengabadikan
dalam Al Qur'an agar setiap umat belajar dari apa yang dilakukan Luqman. Karena
nasehat pada anak adalah sangat penting untuk membentuk karakter dan perwatakan
sebagai bekal kehidupan kelak.
Anak adalah amanah titipan Allah, sudah
selayaknya hanya kita didik sesuai ketentuan dari yang menitipkannya yaitu
Allah SWT. Oleh karena itu penting bagi kita mempelajari apa yang Allah mau
bukan sekedar apa yang kita mau. Anak yang sholeh adalah permata dan cahaya
mata bagi orang tuanya di dunia dan akherat.
Kewajiban kita kepada keluarga kita; ayah,
ibu, suami, istri dan anak-anak dan kerabat:
"Hai orang-orang beriman, jagalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu...." (QS At Tahrim:6). Maka marilah kita saling menasehati dalam
kebaikan.
B.
ASBABUN NUZUL SURAT AL-LUQMAN AYAT 13
Ketika ayat ke-82 dari surat Al-An’am
diturunkan,para sahabat merasa keberatan. Maka mereka datang menghadap
Rasulullah SAW,seraya berkata “ Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang
dapat membersihkan keimanannya dari perbuatan zalim ?”.Jawab beliau “ Bukan
begitu,bukanlah kamu telah mendengarkan wasiat Lukman Hakim kepada anaknya :
Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.
Allah menjelaskan bahwa luqman telah
diberi hikmat, karena itu luqman bersyukur kepada Tuhannya atas semua nikmat
yang telah dilimpahkan Nya kepada dirinya.Allah SWT mewasiatkan kepada mereka
supaya memperlakukan orang-orang tua mereka dengan cara yang baik dan selalu
memelihara hak-haknya sebagai orang tua. Luqman menjelaskan kepada anaknya,
bahwa perbuatan syirik itu merupakan kezaliman yang besar.Imam bukhori telah
meriwayatkan sebuah hadist yang bersumber dari Ibnu Mas’ud ,Ia telah
menceritakan, bahwa ketika ayat ini diturunkan ,yaitu firmannya :
Surat Al-Luqman ayat 13 di pandang
dari segi pendidikan bagi peserta didik ;
-
Mengajarkan pada
peserta didik untuk tidak menyekutukan Allah, Walaupun seandainya perintah
menyekutukan Allah datang dari orang tua (ibu dan bapak), maka perintah
tersebut tetap harus ditolak.
-
Kewajiban bagi peserta didik untuk berbakti
kepada ibu bapaknya dengan cara berlaku santun dan lemah lembut.
-
Mengajarkan peserta
didik untuk selalu menjalankan perbuatan amar ma’ruf dan nahi munkar.
-
Mengajarkan peserta
didik untuk menjalankan hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap
dan perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan
sesama.
C. Surat Al-Luqman ayat 14 :
Artinya
: “Dan Kami perintahkan kepada semua manusia (supaya berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dengan lemah dan bertambah lemah dan
(kemudian) menyapihkannya dalam (usia) dua tahun; Oleh karena itu hendaklah
engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu; Kepada-Kulah tempat
kembali”.
D. Asbabun Nuzul Al-Luqman ayat 14 :
Al-
Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya, dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Ia
berkata: Aku adalah seseorang pria yang amat mencintai ibuku. Tetapi setelah
aku masuk Islam, ibuku itu berkata kepadaku: Hai sa’ad! Agama apa ini, kulihat
engkau mengada-ada. Tinggalkan agamamu ini atau aku akan mogok makan dan minum,
sampai mati. Dengan begitu engkau akan tercemar lantaran aku, yaitu engkau akan
dituduh sebagai pembunuh ibunya. Begitulah lalu aku berkata kepada ibuku: Hai
Ibu! Jangan engkau kerjakan itu semua, tetapi aku juga tidak bakal meninggalkan
agamaku ini selama-lamanya karena faktor apapun.
Ibuku
nekad, sehari semalam sudah mulai tidak makan dan tidak minum. Pagi harinya
sudah tampak sangat letih. Hari kedua dia tidak mau makan juga dan badannya
sudah semakin bertambah letih. Hari ketigapun tidak mau makan dan badannya
semakin bertambah letih.
Melihat
keadaan yang demikian itu, aku kemudian berkata kepadanya: Hai Ibu! Ketahuilah,
demi Allah! Seandainya engkau mempunyai seratus nyawa, lalu nyawa itu keluar
satu persatu (dengan bertahap), namun aku tetap tidak akan mau meninggalkan
agamaku ini, karena faktor apapun. Jika engkau sudi, makanlah dan jika engkau
tidak sudi, jangan makan.
Melihat
keteguhan Sa’ad yang demikian itu, akhirnya Ibunya mau makan. Lalu Allah
menurunkan ayat “Dan jika kedua orang tuamu itu sungguh-sungguh memaksamu agar
engkau menyekutukan aku
Bahwa
Allah memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada orangtua, lebih-lebih
kepada Ibu yang telah mengandung. Ayat ini tidak menyebut jasa Bapak, tetapi
menekankan pada jasa Ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak
dihiraukan oleh anak karena kelemahan Ibu, berbeda dengan Bapak. Di sisi lain,,”
peranana Bapak” dalam konteks kelahiran anak, lebih ringan dibanding dengan
peranan Ibu. Betapapun peranan tidak sebesar peranan ibu dalam proses kelahiran
anak, namun jasanya tidak diabaikan karena itu anak berkewajiban berdoa untuk
ayahya, sebagai berdoa untuk ibunya. Karena begitu besar jasa Ibu, dalam sebuah
hadis dinyatakan bahwa: Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa
yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw
menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih
dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).
Karena
itulah, setiap anak harus menyadari perjuangan dan susah payah orangtuanya. Di
samping harus taat kepada ajaran agama, berbakti kepada kedua orang tua, juga harus
berusah keras belajar dan menunut ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama,
sehingga mereka bersama-sama kedua orang tuanya memperoleh kesejahteraan hidup
di dunia dan kebahagian di akhirat kelak.
Dalam
surah lain pula disebutkan seperti surah al-Baqarah:83, an-Nisa:36,
al-An’am:151, dan al-Isra’:23 membahas tentang perlunya berbakti kepada orang
tua. Sedangkan surah Luqman menyampaikan pesan untuk berbkati kepada orangtua
dalam bentuk perintah Allah.
E. Tafsir
Ayat 13-14 merupakan nasihat Lukman kepada anaknya.
Lukman melarang anaknya dari berbuat syirik, dia memberikan alasan atas
larangan tersebut bahwa kemusyrikan itu adalah kazaliman. Pernyataan Lukman
tentang hakikat ini di perkuat dengan dua tekanan. Pertama, mengawalinya dengan
larangan berbuat syirik dan alasannya. Kedua, dengan huruf inna “sesungguhnya”
dan huruf la “benar-benar”.
Nasihat seorang
ayah kepada anaknya adalah bebas dari segala syubhat dan jauh dari segala
prasangka. Sesungguhnya perkara tauhid dan larangan berbuat syirik merupakan
perkara lama yang selalu di serukan oleh orang-orang yang di anugrahkan oleh
Allah diantara manusia. Tidak ada kehendak lain di baliknya melainkan kebaikan
semata-mata, dan sama sekali tidak menghendaki selain yang demikian. Inilah
pengaruh jiwa yang di maksudkan dalam ayat di atas. “… Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lamah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun… “.
Ayat ini
menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung dan dahsyat. Seorang ibu dengn
tabiatnya harus menaggung beban yang amat berat dan lebih kompleks. Namun, luar
biasa, ia tetap menganggungnya dengan senang hati dan cinta yang lebih dalam,
lembut dan halus. Walapun satu tarikan nafas dalam proses kehamilan dan
kelahirannya, tetap tidak dapat di balasoleh seorang anak. Pasalnya, ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah.
Dari sela-sela
nuansa gambaran yang di liputi dengan kasih sayang itu, Al- Qur’an mengarahkan
agar bersyukur kepada Allah sebagai pemberi nikmat yang pertama. Kemudian berterima
kasih kepada kedua orang tua sebagai dua orang yang menjadi sarana nikmat itu
pada urutan berikutnya. Al-Qur’an menggambarkan urutan kewajiban-kewajiban.
Jadi, yang pertama bersyukur kepada Allah kemudian berterima kasih kepada orang
tua. “Jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya…”
Hingga bila
orang tua menyentuh titik syirik ini, jatuhlah kewajiban taat kepadanya, dan
ikatan aqidah harus mengalahkan dan mendominasi segala ikatan lainnya. Walaupun
kedua orang tua telah mengeluarkan segala upaya, usaha, tenaga, pandangan yang
memuaskan untuk menggoda anaknya agar menyukutukan Allah dimana ia tidak
mengetahui tentang ketuhanannya (dan setiap yang disembah selain Allah pasti
tidak memiliki sifat ketuhanan, karena itu camkanlah), maka pada saat itu anak
diperintahkan agar jangan taat. Dan perintah itu berasal dari Allah sebagai
pemilik hak pertama dalam ketaatan. Namun, perbedaan aqidah dan perintah dari
Allah agar tidak taat kepada orang tua dalam perkara yang melanggar aqidah,
tidaklah menjatuhkan hak kedua orang tua dalam bermuamalah dengan baik dan
menjalin hubungan yang memuliakan mereka.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan konsep pendidikan menurut Al-Qur’an diarahkan pada upaya menolong
anak didik agar dapat melaksanakan fungsinya mengabdi kepada Allah. Seluruh
potensi yang dimiliki seseorang yaitu potensi intelektual, jiwa dan jasmani
harus di bina secara terpadu dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan
yang tergambar dalam sosok manusia seutuhnya.
· Dan
mengajarkan seseorang untuk selalu menghormati kedua orang tua,menjalankan
perbuatan amar ma’ruf dan nahi munkar,serta mengajarkan seseorang untuk
menjalankan hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan
perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama.
· Juga diterangakan agar seluruh manusia
menghormati dan menghargai kedua orang tuanya karena ia yang telah berjuang
membesarkan kita, tanpa ada kata penat dan lelah, yang ada hanyalah keinginan
agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses dikehidupannya, dan berbakti pada
yang maha kuasa.
B. Kesimpulan
Agar kita dapat menerapkan ajaran yang
terdapat pada surat al-luqman dalam kehidupan sehari-hari, baik itu kepada
Allah SWT, kedua orang tua, serta kepada manusia-manusia yang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Al-Quran dan terjemah,surat Al-Luqman ayat
13
2. Al-Quran dan terjemah,surat Al-Luqman ayat
14
1 komentar:
Alhamdulillah, artikelnya membantu sekali. saya jadi terinspirasi untuk ikut menghidupkan al Qur'an di dunia maya. ini salah satu tulisan sederhana terkait dengan QS Lukman ayat 13 Alhamdulillah, artikelnya membantu sekali. saya jadi terinspirasi untuk ikut menghidupkan al Qur'an di dunia maya. ini salah satu tulisan sederhana terkait dengan QS Lukman ayat 13 http://asbabunnuzulquran.blogspot.com/2014/06/asbabunnuzul-qs-al-qiyaamah-75-16-19.html
Posting Komentar